Sabtu, 11 Oktober 2014

Pemanis Mata Saat Menulis Kode

Pada saat menulis kode, tentunya saya akan melihat ke layar sebuah editor teks dalam waktu yang sangatttt lama. Mungkin dalam satu hari, minimal sekitar 6 - 8 jam. Karena saya berpengalaman dalam desain amatiran pada saat kuliah, mata saya cukup sensitif terhadap tipe font dan warna yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan font dan warna kode sangat berpengaruh terhadap efektivitas penulisan kode saya :D. Dengan pemilihan font dan warna yang tepat, aktivitas menulis kode menjadi hal yang sangat menyenangkan. XD.

Mari mulai membahas dari pemilihan warna. Dari penggunaan sehari-hari, saya menggunakan Sublime Text sebagai teks editor saya. Skema warna dari Sublime Text yang awal adalah Monokai. Preview di editor saya bisa dilihat di gambar di bawah ini.

Monokai
Monokai

Skema warna Monokai sangatlah ringan dan manis di mata. Wajar saja kalau skema ini menjadi standar yang digunakan di Sublime Text. Dengan warna kode yang cerah, kontras dengan latar belakangnnya membuat kode mudah dibaca. Lalu, terkait warna setiap istilah di kode seperti kelas, obyek, string, dan statement haruslah menggunakan warna yang berbeda agar mudah dibedakan. Untuk saya, warna untuk setiap elemen kode itu harus berbeda. Walaupun jenis warnanya jadi sangat banyak, kode jadi mudah dibedakan. Skema warna yang sedang saya gunakan adalah Tomorrow dan Zenburn. Berikut contoh kodenya.


Tomorrow
Tomorrow

Zenburn
Zenburn
Kedua Skema warna tersebut sangat cocok dengan kebutuhan saya. Level kontras yang cukup tinggi, warna yang berbeda di hampir setiap elemen kode, dan warna yang tepat bagi mata saya untuk dilihat berjam-jam. Level kontras Zenburn sedikit lebih rendah daripada Tomorrow, tetapi pilihan warnanya Zenburn lebih manis. 

Selanjutnya, saya akan menunjukan tipe font yang saya gunakan pada saat menulis kode. Saya cukup banyak bereksperimen terhadap font yang saya gunakan karena saya sadar bahwa pemilihan font sangat berpengaruh terhadap efektivitas penulisan kode. Dengan font yang tepat, saya merasa mata saya lebih efektif dalam bekerja. Tentu saja font-font yang saya gunakan dalam menulis kode bersifat monospace yaitu setiap font mempunyai lebar yang sama. Font pilihan pertama saya adalah Inconsolata.

Grumpy wizards make toxic brew for the evil Queen and Jack.

Cukup mirip dengan TheSansMono, font ini memberikan rasa yang jauh berbeda daripada font-dont biasa yang digunakan editor teks yang standar seperti Couriew New dan Consolas. Dengan klasifikasi Humanist, Inconsolata membuat kode jadi jauh lebih mudah dibaca dan jelas. Font pilihan kedua saya adalah Source Code Pro.

Grumpy wizards make toxic brew for the evil Queen and Jack.

Kalau Inconsalata memberikan kenyamanan mata pada sisi keterbacaan dan kejelasan, Source Code Pro memberikan kesan cantik pada kode. Membuat saya tahan melihat kode berjam-jam. Kelebihan Source Code Pro selain kecantikannya adalah mudah dibaca. Beberapa font yang relatif cantik itu kebanyakan tidak mempunyai keterbacaan sebaik Source Code Pro. Jadi, inilah pilihan warna dan font saya. Semoga Anda juga bisa mencari pasangan yang tepat sebagai pemanis mata saat menulis kode. :D